Pertolongan Datang Setelah BertindakARTIKEL

Jan 28, 2008 08:18 oleh Admin
Di Yahoo Messenger, sahabat saya Pak Widyarso mengatakan sudah tidak sabar ingin membaca buku perdana saya. Ia bertanya, sejak kapan saya menulisnya. Saya bilang, sejak akhir Oktober 2007. Kata dia, lumayan cepat juga prosesnya. Sayapun sebenarnya tidak menyangka bisa secepat ini. Meskipun saya yakin banyak penulis yang lebih senior dan lebih bagus dari saya berhasil menulis dan menerbitkan dalam hitungan kurang dari bulan, bahkan kurang dari sebulan.
 
Kalau menengok sejenak proses penulisan buku ini, awalnya saya cuma berniat membuat buku. Begitu mulai menuliskan kata pertama di microsoft word (sebelumnya di web blog), sepertinya saya dituntun ke jalan-jalan baru menuju penerbitan. Ketika tulisan sudah mulai banyak, saya fotokopi dan jilid, lalu saya ’jual’ (maksudnya sekedar pengganti ongkos fotocopy) kepada peserta pelatihan. Ternyata laku, dan bahkan ada beberapa dari mereka minta tandatangan. Wah, kayak selebriti saja pikir saya. Bersama dengan komentar-komentar di blog, tanggapan positif atas buku fotokopian saya menjadi energi pendorong untuk menulis lebih banyak lagi.
 
Sembari menulis, saya lalu diminta menjadi panitia pernikahan Dewi Pravitasari, puteri mantan boss saya yang ternyata baru saja menerbitkan buku. Darinya saya mendapat informasi tentang penerbitan buku, bahkan nama penerbit yang bisa dihubungi. Lalu, saya bertemu lagi dengan Peni, teman SMA yang dulu mengaku tidak suka dengan polah saya. Awalnya saya hanya ingin memesan diet catering dari perusahaan miliknya. Belakangan, dia malah yang ’semangat 45’ memberi saran-saran terhadap isi tulisan saya, bahkan skenario pemasarannya. Ia sengaja survey ke toko buku untuk mengecek apakah ada buku dengan konsep yang sama dengan buku saya. Ia lalu mempertemukan saya dengan Danny, teman SMP dan SMA saya yang sudah 20 tahun tidak bertemu. Ternyata Danny punya ’frekuensi’ pikiran yang sama dengan saya, bahkan dia yang membuatkan cover buku ini. Satu persatu orang-orang yang membantu terbitnya buku ini muncul dalam kehidupan saya. Belum lagi sahabat-sahabat saya lain yang gencar memberi kritik, saran, pujian, namun belum ada makian.
 
Saya pernah menonton film Cast Away yang dibintangi Tom Hanks yang mengisahkan seseorang yang terdampar di sebuah pulau terpencil. Tidak ada orang lain di pulau itu selain dirinya. Suatu ketika ia ingin membelah buah kelapa untuk disantap isinya. Karena tidak ada pisau atau golok, ia membanting-banting kelapa tadi ke bebatuan. Lama sekali ia membentur-benturkan sang kelapa, namun tidak kunjung terbelah juga. Hingga suatu saat, tiba-tiba justru batunya yang pecah. Tapi apa terjadi ? Ia melihat batu yang terbelah itu pinggirnya tajam. Jadilah batu itu ’kampak’ untuk membelah kelapa. Akhirnya ia bisa meminum air kelapa dan menyantap dagingnya.
 
Film itu memberi pelajaran, bahwa keajaiban datang setelah kita berusaha – setelah kita action. Pertolongan datang setelah kita bertindak.
 
Pak Wid lalu berkata, ”Ajari saya menulis buku dong...”.
 
Saya sendiri juga baru jadi penulis pemula. Buku ini adalah karya perdana. Saya katakan kepadanya, ”Pasang niat, duduk di depan laptop, baca ’Bismillah’, lalu ketik huruf pertama, nanti kan jadi buku ...” ***