Silakan JalaniARTIKEL

Aug 01, 2008 08:01 oleh Admin

Ketika menulis blog ini, saya sedang ada di lobby kantor pusat taksi Bluebird di daerah Mampang. Saya sedang menunggu kedatangan taksi yang baru saja menabrak mobil dinas yang saya tumpangi ketika berhenti di perempatan lampu merah Mampang. Jalanan memang licin diguyur girimis.

 
Hari ini saya baru menuntaskan training hari pertama saya di sebuah perusahaan sekuritas di wilayah Kuningan. Hari ini saya mengajar soal nasib yang dimulai dari pikiran, pikiran mana yang perlu lebih dikelola, sifat-sifat pikiran bawah sadar, memprogram pikiran bawah sadar, bagaimana menafsirkan masalah dan bagaimana memecahkannya. Saya tadi juga bicara soal bagaimana sebuah keikhlasan -- acceptance -- bisa menuntun kita mendapatkan apa yang kita niatkan. Saya juga baru bicara, kalau ada masalah, tidak perlu tanya 'mengapa' dulu, tapi 'bagaimana' pemecahannya.
 
Di mobil, saya baru saja mengirim sms kepada teman saya Erry yang tengah menemani sahabat saya Ira Maya Sopha berobat di Singapura. Saya ingin tahu keadaannya, namun SMS saya ke Ira dari kemarin tidak mendapat jawaban. Erry menjawab, keadaannya baik-baik saja tapi perlu banyak istirahat. Saya menitip pesan ke Ira agar dia membayangkan dirinya sembuh total, yakin sembuh, sambil ikhlas, bersyukur, berterimakasih kepada Tuhan telah diberikan hari-hari menuju kesembuhan.
 
Belum juga SMS terkirim, tiba-tiba ... BRAKKKK!!! ... Mobil saya yang sudah berhenti normal di belakang garis marka tiba-tiba diseruduk mobil. Suaranya cukup keras, dan mobil terguncang hebat. Saya yang duduk di belakang langsung menoleh ke belakang. Oh, taksi Bluebird. Pak Iman pengemudi saya turun. Ia berbincang ke belakang. Saya sudah acceptance begitu sadar mobil saya ditabrak dari belakang. Saya tanya nama sopirnya, dimana poolnya, dan sang sopir minta izin mengantarkan penumpang dulu. Saya paham. Sekarang saya sedang menunggu dia.
 
Hari ini Tuhan tidak menunda-nunda untuk memberikan test-case kepada saya untuk menjalani apa yang saya ajarkan kepada orang-orang. Saya 'menyuruh' orang lain untuk acceptance dan ikhlas, tidak bertanya 'mengapa' tetapi 'bagaimana', maka saya diminta mencobanya juga kepada diri saya sendiri. Saya bersyukur karena itu berarti Tuhan langsung turun tangan mengajar saya. Kalau saya lulus, pengalaman ini merupakan sumber energi yang membuat training saya makin powerful, karena saya bukan cuma omdo alias omong doang. Saya membuktikan apa yang saya ajarkan.
 
Terimakasih Allah, terimakasih supir Bluebird. ***